Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
Klik Disini Klik Disini Klik Disini Klik Disini

John II Casimir Vasa

John II Casimir Vasa, was King of Poland and Grand Duke of Lithuania in the old book Encyclopedic dictionary by A. Granat, vol. 3, S. Petersburg, 1896
cek disini

John II Casimir Vasa: Raja Polandia yang Terkoyak Perang dan Tragedi

John II Casimir Vasa adalah sosok pemimpin yang hidup di tengah badai geopolitik dan kekacauan internal. Lahir di Kraków pada 22 Maret 1609, ia mewarisi darah kerajaan dari ayahnya, Sigismund III Vasa—raja Polandia sekaligus mantan raja Swedia.

Sebelum menjadi raja, John Casimir menjalani kehidupan yang penuh warna. Ia pernah menjadi perwira militer Habsburg dalam Perang Tiga Puluh Tahun, bahkan nyaris meniti karier sebagai laksamana Spanyol sebelum ditangkap oleh Prancis dan dijebloskan ke penjara selama dua tahun. Pengalaman tersebut mendorongnya untuk sejenak meninggalkan dunia politik dan memilih jalan religius sebagai novis Jesuit. Namun, takdir rupanya memiliki rencana lain—saudaranya, Raja Władysław IV, wafat, dan John Casimir pun dinobatkan sebagai Raja Polandia pada tahun 1648.

John Ii Casimir Vasa Was King Of Poland And Grand Duke Of Lithuania In The  Old Book Encyclopedic Dictionary By A Granat Vol 3 S Petersburg 1896 Stock  Illustration - Download Image Now - iStock

Baca Juga : Okan Kornelius Dukung Tante Jadi Korban Mafia Tanah, Minta Bantuan Hukum ke Bareskrim Polri

Sejak awal, pemerintahannya penuh gejolak. Tak lama setelah naik takhta, ia dihadapkan pada pemberontakan besar oleh kaum Cossack di Ukraina. Meski berhasil meredam perlawanan melalui kemenangan militer di Beresteczko (1651), konflik itu terus membara karena tekanan dari bangsawan Polandia yang ingin memperluas kontrol atas tanah Ukraina. Ketika Cossack bersekutu dengan Rusia, Polandia harus menghadapi invasi besar dari timur. Situasi semakin memburuk ketika Swedia, memanfaatkan kekacauan, menyerbu dari barat dalam peristiwa yang dikenang sebagai “Banjir Swedia” (The Deluge).

Setelah bertahun-tahun konflik yang menguras segalanya, Perjanjian Oliva tahun 1660 memaksanya menyerahkan klaim atas takhta Swedia dan wilayah Livonia. Penderitaan belum berakhir. Pada 1667, Gencatan Senjata Andrusovo dengan Rusia menyayat wilayah timur Polandia—Belarusia, sebagian besar Ukraina, dan kota penting Kiev diserahkan ke Moskow.

Tragedi pribadinya turut menambah beban. Sang istri tercinta, Marie Louise de Gonzague, meninggal, dan tekanan dari Diet (parlemen Polandia) membuatnya semakin terasing. Pada 1668, John II Casimir memutuskan turun takhta—sebuah keputusan langka dalam sejarah monarki Eropa. Ia pensiun ke Prancis dan hidup sebagai kepala biara tituler Saint-Germain-des-Prés hingga akhir hayatnya pada 16 Desember 1672.

Pemerintahannya mencerminkan pergeseran kekuasaan di Eropa Timur dan lemahnya struktur politik Persemakmuran Polandia-Lituania. Meski dikritik, ia tetap menjadi bagian penting dari narasi sejarah Polandia—bukan karena kejayaan, melainkan karena perjuangan dalam ketidakpastian.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *