
Koalisi Pejalan Kaki Desak Pemprov Jakarta Pulihkan Trotoar di Sekitar Grand Indonesia
Marabahan – Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, kembali mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tentang pentingnya pemulihan trotoar yang terdampak proyek pembangunan di sekitar pusat dunia Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Alfred mendesak Pemprov Jakarta agar segera memperbaiki trotoar yang telah dipangkas lebarnya, khususnya di Jalan Teluk Betung I, yang kini hanya menyisakan ruang sempit untuk pejalan kaki.
Menurut Alfred, penghentian trotoar ini dilakukan dengan alasan untuk keperluan proyek galian, namun hal tersebut malah mengganggu kenyamanan pejalan kaki. “Kami memberikan peringatan kepada Pemerintah Provinsi Jakarta, jangan sampai amputasi (trotoar) ini, pada saat perjalanannya (proyek galian) nanti sudah selesai, infrastruktur itu tidak dikembalikan,” kata Alfred, dengan nada tegas.
Kenyamanan Pejalan Kaki Terganggu
Mengalirkan lebar trotoar menjadi perhatian serius bagi Koalisi Pejalan Kaki. Saat ini, lebar trotoar di sekitar Grand Indonesia hanya sekitar 3 hingga 5 meter, yang tentu saja tidak cukup untuk menampung volume pejalan kaki yang cukup tinggi di kawasan tersebut. Di beberapa bagian, seperti di dekat pintu masuk barat Grand Indonesia, trotoar hanya menyisakan ruang selebar 30 hingga 50 cm. Kondisi ini membuat pejalan kaki kesulitan untuk berlayar dengan nyaman.
“Saya rasa kita harus mempertimbangkan kenyamanan pejalan kaki. Apalagi di tempat seperti ini, yang volume pejalan kaki tinggi,” kata Alfred. Menurutnya, lebar trotoar yang sempit, yang berdampingan dengan jalan raya yang ramai, harusnya dilengkapi dengan pembatas atau barier untuk melindungi pejalan kaki dari bahaya kendaraan.
“Harusnya kalau pun diamputasi trotoarnya, harusnya dikasih penghalang dulu kepada pejalan kaki. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah,” tegasnya.
Peringatan Koalisi Pejalan Kaki M Menuju HUT Jakarta
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta yang ke-498, Koalisi Pejalan Kaki mengingatkan Pemprov DKI Jakarta untuk tidak kembali menyumbangkan ruang bagi pejalan kaki demi kepentingan pembangunan yang fokus pada kendaraan. Alfred menekankan bahwa Jakarta harus menghindari kebijakan pembangunan kota yang berorientasi pada mobil atau car-centric, dan seharusnya lebih memperhatikan ruang bagi pejalan kaki.
Kita harus bergerak ke arah yang lebih ramah bagi pejalan kaki dan transportasi umum,” ujar Alfred, mengingatkan bahwa kebijakan pembangunan kota harus lebih mengutamakan aksesibilitas dan kenyamanan untuk pejalan kaki.
Proyek Galian Jakarta Sewerage Development Project (JSDP)
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Bina Marga Jakarta, Wiwik Wahyuni, memberikan penjelasan terkait pemangkasan lebar jalan tersebut. Wiwik menjelaskan bahwa pemangkasan trotoar itu bersifat sementara dan merupakan bagian dari proyek galian yang sedang berlangsung. Proyek tersebut merupakan bagian dari pembangunan saluran pembuangan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Paket 2 yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
“Ini merupakan pelebaran jalan sementara untuk keperluan proyek galian saluran pembuangan,” jelas Wiwik. Menurutnya, setelah proyek selesai, kondisi trotoar akan dikembalikan ke ukuran semula.
Harapan Koalisi Pejalan Kaki
Koalisi Pejalan Kaki berharap agar Pemprov Jakarta bisa lebih bijaksana dalam merencanakan pembangunan infrastruktur kota. Mereka berharap proyek yang dilakukan tidak mengabaikan hak-hak pejalan kaki dan lebih mengutamakan kenyamanan serta keselamatan mereka. Alfred Sitorus juga menegaskan bahwa Pemprov Jakarta tidak boleh hanya fokus pada pembangunan yang berorientasi pada kendaraan, tetapi juga harus memperhatikan fasilitas yang ramah bagi pejalan kaki.
“Kami berharap Pemprov Jakarta segera memulihkan trotoar yang telah diperbaiki dan memastikan ruang bagi pejalan kaki tetap terjaga dengan baik,” ujarnya.
Dengan semakin padatnya penduduk dan meningkatnya volume kendaraan di Jakarta, ruang untuk pejalan kaki menjadi semakin terbatas. Oleh karena itu, menjaga kualitas dan kenyamanan trotoar harus menjadi prioritas dalam perencanaan kota. Dalam peringatan HUT Jakarta ke-498 ini, harapan Koalisi Pejalan Kaki adalah untuk mewujudkan Jakarta menjadi kota yang lebih ramah pejalan kaki dan transportasi publik, bukan hanya mengutamakan kendaraan pribadi.
